Ilmuwan Temukan Cara Ajarkan Robot Bersikap di Kehidupan Sosial

Teknologi kecerdasan buatan yang terus meningkat ternyata dibarengi dengan ketakutan bahwa teknologi yang akan digunakan untuk robot tersebut dapat mengancam kehidupan manusia.

Untuk mengurangi kecemasan tersebut, sekelompok ilmuwan mengembangkan teknologi untuk melatih kecerdasan buatan bagaimana bersikap saat bersosialisasi.

Adalah Quixote sebuah teknologi yang dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari Georgia Institute of Technology School of Interactive Computing. Lewat teknologi ini, robot diajarkan bagaimana cara membaca buku anak-anak, mengerti kebiasaan sosial di masyarakat, serta mempelajari urutan standar sebuah kejadian.
Ilustrasi robot

Salah satu peneliti dalam proyek ini, Mark Riedl menuturkan alasan kenapa memilih cerita anak-anak. Hal ini dikarenakan untuk mencegah robot melakukan tindakan yang sifatnya merusak.

Para peneliti percaya apabila robot tersebut dapat mengerti cerita anak-anak, proses itu dapat menghindari gejala tindakan psikotik. Selain itu, cara ini juga diharapkan dapat membantu robot mengambil sebuah pilihan tanpa perlu menyakiti manusia.

Riedl menjelaskan dengan Quixote, robot dapat diajari cara bertindak layaknya tokoh protagonis dalam cerita anak-anak. Ia mencontohkan dalam sebuah tugas, misalnya robot diminta untuk mengantre obat bagi manusia. Robot tersebut memiliki beberapa pilihan untuk menyelesaikan tugas.

Dia dapat mencuri, berbicara pada apoteker untuk mendapatkan obat, atau menunggu dengan sabar di depan kasir. Riedl menyebutkan tanpa sistem Quixote, sebuah robot dapat saja mengambil pilihan mencuri obat karena lebih cepat dan efisien.

Dengan cara mengajarinya cara bersikap, sebuah kecerdasan buatan dapat mengerti kalau pilihan mencuri adalah hal yang salah. Bahkan, dengan memberi hadiah ketika robot memilih dua pilihan lain, kecerdasan buatan tadi dapat memahami bahwa pilihan itu adalah hal yang baik.

"Ini adalah teknik terbaik untuk robot yang memiliki tugas terbatas, tetapi membutuhkan interaksi manusia untuk menyelesaikannya," ujarnya seperti dikutip dari laman Tech Times, Sabtu (20/2/2016).

Ia juga menambahkan bahwa ini adalah langkah awal menuju sebuah penalaran moral dalam kecerdasan buatan.

Quixote sendiri adalah metode dengan sebuah nilai keselarasan untuk menghubungkan tujuan robot dengan perilaku yang tepat dalam sebuah tatanan sosial. Teknologi ini sebenarnya ini didasarkan pada penelitian Riedl sebelumnya.

Tobii EyeX Main The Division dengan Baca Gerakan Mata

Jelang periode uji open beta The Division untuk versi PC dalam waktu dekat ini, Ubisoft bekerja sama dengan Tobii Tech untuk memperkenalkan teknologi terbarunya yang akan disematkan dalam gim (game) paling ditunggu tahun ini.

Teknologi yang akan diimplementasikan dalam The Division adalah kemampuan untuk membaca pergerakan mata (eye tracking) saat player sedang bermain.

Saat gim ini rilis nantinya, player dapat memberikan berbagai perintah hanya dengan melihat layar TV menggunakan Tobii EyeX milik Tobii Tech. Demikian diikutip Tekno Liputan6.com dari Gamerant, Sabtu (20/2/2016).
The Division dukung teknologi yang mampu baca gerakan mata di dalam gim (Foto: Gamerant)
Dengan Tobii EyeX, player dapat berlindung cukup dengan melihat tembok atau penghalang yang ada, membidik dan menembak lawan, menandakan lokasi lawan, dan masih banyak lagi.

Diumumkan pada CES 2016 kemarin, bagi player yang ingin menggunakan fitur ini dalam gim The Division harus memiliki tambahan Tobii EyeX controller atau menggunakan laptop gaming MSI GT72 S Tobii yang baru diumumkan beberapa waktu lalu.

The Division akan dirilis secara resmi pada 8 Maret 2016, dengan tahap open beta berlangsung pada 18-21 Februari 2016 di Xbox One dan 19-21 Februari 2016 untuk player PC dan Playstation 4. Ada yang tertarik untuk ikutan open beta The Division?